Tuesday 15 March 2011

Nama-nama Allah

Dikatakan, makna al-husna itu adalah bahwa ia merupakan suatu sifat yang tidak ada bandingnya dan termasuk sifat yang qadim (terdahulu); bukan pemberian manusia, tetapi Allah SWT sendirilah yang telah menamakan Dzat-Nya dengan itu, sejak semula dan seterusnya.

Nama-nama Allah itu sangat banyak. Ada yang mengatakan tigaratus, adapula yang mengatakan seribu satu, dan ada pula yang mengatakan seratus duapuluh empat ribu nama, sebanyak jumlah para nabi alaihismussalam, sebab setiap nabi masing-masing mempunyai nama-nama tambahan selain namanya sendiri. Ada pula yang mengatakan , bahwa nama-nama Allah itu tidak ada batasnya. Pendapat terakhir ini didukung oleh Ibnu Abbas r.a. Akan tetapi, yang paling mulia dan paling agung adalah seperti yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Musa al-Turnudzi, dari Abu Hurairah r.a. , ia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

"Sesunggunya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barangsiapa menghimpunnya, maka ia akan masuk surga".

Semua asma itu, baik yang dimuat maupun yang tidak dimuat di dalam hadis ini, terbagi atas tiga bagian:

Pertama, nama-nama Dzat, yaitu yang ditujukan kepada Dzat yang tinggi dan bukan kepada nama atau fi'il (perbuatan) lain. Sifat ini, sebagaimana kita ketahui, tidak tepat untuk dinisbatkan kecuali kepada lafal Jalalah.

Kedua, nama-nama sifat seperti Al-Lathif, Al-Khabir, Ar-Rahim, yaitu semua nama yang ditujukan kepada sifat-sifat Allah SWT.

Ketiga, nama-nama af'al, yaitu semua nama yang ditujukan kepada salah satu fi'il Allah SWT.

Bahwa jumlah asma Allah SWT itu adalah sembilan puluh sembilan; jumlah keseluruhannya ganjil, bukan genap, dan ganjil itu lebih utama daripada genap, sebab "Allah adalah witir (ganjil) dan suka kepada yang ganjil."

Bahwa asma tersebut, menurut yang diriwayatkan, tersusun dengan jelas, yang tidak diketahui keadaannya kecuali oleh Allah SWT, sekalipun terlintas dalam benak seseorang susunan lain yang dikranya lebih utama daripada susunan yang diberitakan. Para salaf yang saleh dahulu telah mempergunakan susunan yang diriwayatkan ini dalam wirid-wirid dan do'a-do'a mereka , agar peribadatan yang dilakukannya sesuai dengan susunan tersebut, dan itu lebih mendatangkan rahmat dan berkah.

Bahwa sabda Nabi SAW: "Barang siapa ahshaha (menghimpunkannya) akan masuk surga," maksudnya tentu bukan ahsha dalam arti menghitung jumlahnya saja, sebab surga itu tidak berhak dicapai kecuali dengan mengorbankan jiwa dan harta di jalan Allah. Bagaimana mungkin surga dapat dicapai hanya dengan menghitung jumlah lafal yang dilakukan oleh manusia dalam waktu yang pendek itu? Karena itulah, ada pendapat yang mengatakan bahwa makna ahshaha itu adalah "menghafal dan beribadat dengannya."

Ada pula yang mengatakan bahwa maksudnya ialah orang yang mencarinya di dalam Al Quran hingga asma yang sembilan puluh sembilan itu dapat dipetiknya dari sana - hal itu tidak mungkin dicapai kecuali sesudah menghasilkan ilmu-ilmu ushul dan furu'. Barangsiapa telah berusaha keras dan telah mencapai derajat ini, maka ia telah mencapai tujuan yang tertinggi dalam ubudiyah (pengabdian).

Ada pula pendapat yang mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan ahshaha itu adalah "memahami dan mengamalkan apa yang dituntutnya". Misalnya, ketika menyebut nama-Nya Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rizki), maka ia merasa yakin bahwa rizki itu berasal dari Allah; dan ketika menyebut nama Allah An-Naafi' dan Adh-Dharr, ia mengetahui bahwa kebaikan dan kejahatan itu berasal dari Allah, dan ia harus mensyukuri kebaikan dan sabar atas bencana. Demikian seterusnya.

Adapula yang mengatakan bahwa makna ahsha itu adalah "berakhlak sesuai dengan makna asma yang dilafalkannya, seperti sifat sabar yang ditunjukkan oleh kata Al-Halim, dan dengan sifat pemurah yang ditunjukkan oleh kata Al-Karim; demikian seterusnya.

Adapula yang mengatakan bahwa makna ashaha itu adalah mengetahu arti-artinya . Dan ada pula yang mengatakan bahwa maknanya adalah menghafalkannya di luar kepala.

Asma ul Husna Dikutip dari Buku Rahasia Nama-nama Allah Yang Indah Al Ustadz Mahmud Samiy, Pustaka Hidayah, Mei 1993


Related Article:

0 comments:

Post a Comment


 
Copyright 2010 Lowayu Community. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Distorsi Blog